Jumat, 06 Agustus 2010

Mensya'biyahkan al-Qur'an di bulan Sya'ban

Saat ini kita sudah berada di pekan terakhir bulan Sya'ban 1431 H. Dan sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan 1431 H. Mungkin Ramadhan yang akan kita jelang nanti sudah menjadi Ramadhan yang ke sekian kalinya dalam hidup kita. Persiapan demi persiapan pun kita rancang dan program demi program pun kita buat. Semua itu kita lakukan dalam rangka untuk mengoptimalkan bulan suci ini dengan harapan ibadah shaum kali ini lebih baik, diterima oleh Allah dan memberikan atsar (pengaruh) yang awet dan mendalam setelah kita berpisah dengannya.

Namun, di balik rasa harap akan berjumpa Ramadhan nanti, ada beban yang tidak sedikit kita rasakan. Ini terutama ketika kita di bulan Sya'ban ini. Bagi orang muslim, persiapan bulan Ramadhan harus sudah dipikirkan matang-matang sejak bulan Rajab sebagai amal shaleh. Sabda Rasulullah saw yang berbunyi:

اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان وبلغنا رمضان

"Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan." (HR. Baihaqi).

Hadits ini secara tersurat menyiratkan tentang tarhib Ramadhan agar kita mempersiapkan segala sesuatunya. Baik itu persiapan fisik, materi, pengetahuan, keluarga dan lain sebagainya. Karena untuk memanen pahala yang sangat besar itu, persiapan demi persiapan harus dipikirkan dengan matang dan jauh-jauh hari. Tidak usahlah kita mengukur diri dengan persiapan para sahabat menyambut bulan suci ini. Untuk urusan tarhib, para sahabat sudah terbiasa mempersiapkan diri jauh-jauh hari 6 bulan sebelum bulan Ramadhan. Subhanallah. Padahal kesibukan mereka sebagai penyebar dinul Islam dan dakwah demikian padat. Namun setidaknya suri tauladan mereka patut kita contoh melalui hadits tarhib di atas.

Ada satu hal yang mengagetkan kita dalam bulan Sya'ban ini. Mungkin hal ini memang sudah lumrah terjadi di setiap tahunnya di negara kita. Momentum menyongsong bulan Ramadhan di bulan Sya'ban ini malah menjadi 'hantu' yang menakutkan sekaligus memprihatinkan. Betapa tidak?!

Belum lagi kita memasuki bulan suci dengan segala keutamaan di dalamnya ini, kebutuhan hidup sudah mengusik kita. Terutama untuk urusan dan kebutuhan rumah tangga. Lihat saja, bagaimana harga-harga kebutuhan pokok sudah mulai merangkak naik. Dan naiknya pun tidak tanggung-tanggung, sampai 100 persen lebih. Begitu pula dengan TDL (Tarif Dasar Listrik) tidak kalah hebat kenaikannya. Dan seabrek harga kebutuhan asasi kita mengalami kenaikan yang nampaknya kurang logis dan tidak patut. Seakan semua kenaikan itu mencekik sebagian besar masyarakat yang berada pada taraf kehidupan ekonomi rendah dan pas-pasan.

Nampaknya, keindahan bulan Ramadhan yang gambarannya sudah ada dipelupuk mata akan tercoreng dengan bayang-bayang kenaikan kebutuhan ekonomi itu. Bayang-bayang yang terus menghantui kocek kebutuhan hidup, khususnya menjelang Ramadhan yang kita rindukan itu.

Yang pasti, Ramadhan akan menyapa kita. Siap ataupun tidak siap. Suka ataupun tidak suka. Karena kita adalah seorang muslim, yang bagi kita tamu agung ini merupakan tamu spesial untuk masa depan hidup kita di sisi Allah swt. Maka apapun yang akan kita hadapi berupa melambungnya kebutuhan pokok untuk memenuhi jahat kita, jangan sampai itu melemahkan semangat kita untuk tetap melakukan amal terbaik sepanjang Sya'ban ini.

Semangat Sya'ban adalah semangat sya'biyah untuk Ramadhan

Sya'ban sebagai bulan sebelum Ramadhan bukan sekedar bulan biasa. Bagi kita yang mengerti ajaran Islam, bulan ini akan menjadi bulan pelatihan yang paling baik menyongsong Ramadhan nanti.

Seperti namanya, selain sebagai nama bulan, Sya'ban juga berasal dari patahan kata sya'bun yang berarti memiliki cabang dan sya'b yang bermakna masyarakat sosial. Dengan kata lain bisa kita tarik hikmah lain, yakni bagaimana dalam bulan Sya'ban ini kita bisa bersosialisasi diri dan berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Dalam arti yang luas. Di antaranya:

1. Kita melatih diri melakukan amal yang bersifat individu, seperti mengkondisikan diri melakukan ketaatan yang lebih intensif dan banyak. 

Sebab bisa jadi selama sebelas bulan kemarin kita sudah lupa dan banyak kekurangan di sana-sini. Baik itu ibadah shaum itu sendiri, sedekah, zakat, tilawah al-Qur'an, melatih kesabaran ataupun amal sholeh lainnya. Rasanya sangat wajar apabila kita jauh-jauh hari sudah membiasakan semua kebaikan dan membuat jam terbang melakukan ketaatan yang utama, seperti tilawah al-Qur'an yang sangat diperintahkan oleh baginda Rasulullah saw. Karena bulan Ramadhan ini adalah bulan al-Qur'an. Pada bulan ini Allah menurunkan kitab suci-Nya kepada beliau saw. Wajar saja apabila kita memberikan porsi yang lebih untuk ibadah tilawah al-Qur'an dan memahaminya.

Allah berfirman:

شهر رمضان الذين أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان

Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) diturunkannya al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan dari petunjuk dan (sebagai) furqon (yang baik dari yang buruk).."(Qs al-Baqoroh: 185).

2. Melatih diri untuk melakukan amal yang bersifat jama'i atau publik (sosial).

Karena bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa, layak saja apabila kita isi ia dengan berbagai amal yang utama dan memberikan kemaslahatan dan kepentingan yang luas. Terutama amal yang kebaikan dirasakan langsung kepada orang lain.

Dan ini harus dilatih sejak dini dan dimulai dari sekarang. Buang jauh-jauh kita akan memperoleh kebaikan yang berlipat ganda dari bulan suci nanti jika kita tidak peduli dengan sekitar kita. Sebab amal sosial yang kebaikannya merata dan dirasakan khayalak lebih besar pahala di sisi Allah daripada amal individu. Demikian pula dengan keburukan yang dilakukan. Semuanya akan dihitung di sisi Allah swt.

Cukuplah dalam hal ini Rasulullah menjadi suri tauladan kita dalam mengisi bulan Ramadhan. Demikian pula potret amal ibadah para sahabat. Mereka sangat menanti bulan mulia itu dan menangis ketika harus berpisah dengannya.

Bulan Sya'ban untuk mensya'biahkan al-Qur'an

Akan lebih baik lagi jika kita sadar akan peran al-Qur'an dalam bulan Ramadhan nanti. Nah, untuk melatih diri mempersiapkan diri di bulan Sya'ban ini, maka ada baiknya setiap kita, muslim dan muslimah memperhatikan bekal apa yang ia sudah siapkan untuk menjadwalkan diri mengkhatamkan al-Qur'an nanti. Di sebagian masyarakat kita, tarhib Ramadhan dalam bentuk ceramah-ceramah biasanya 'mengkampayekan' upaya pengkajian al-Qur'an dalam bentuk amalan rill, seperti dauroh al-Qur'an (training) mempelajari al-Qur'an dan memahami isinya.

Namanya juga bulan Sya'ban yang berarti sya'biah (atau memasyarakat), maka amatlah pantas apabila kita bisa memulai memasyarakat pembelajaran al-Qur'an di tengah-tengah umat. Malah ibadah yang satu ini begitu mendapat perhatian lebih dari Rasulullah saw dan generasi para sahabatnya. Diriwayatkan dalam siroh, bahwa saat Ramadhan rumah-rumah para sahabat ramai dengan suara lantunan ayat-ayat al-Qur'an setiap saat. Betapa semangat mereka mengkhatamkan terlihat dari rumah-rumah mereka yang sederhana.

Demikian pula dengan kajian-kajian lainnya yang bersifat penambahan pengetahuan tentang Islam dan ajarannya. Kemudahan-kemudahan yang kita rasakan pada bulan Sya'ban saat ini Insya Allah menandakan kesiapan kita menyambut tamu agung itu.

Mari kita budayakan tradisi tilawah al-Qur'an, mengkaji isinya, memahami kandungannya dan mengamalkan ajarannya. Mari kita ganti kegiatan yang bersifat hura-hura dan membuang-buang waktu dengan membaca buku-buku yang berkenaan dengan amaliyah Ramadhan. Mumpung kita masih berada di bulan Sya'ban. Insya Allah, amal ibadah Ramadhan yang akan kita isi tidak sia-sia dan memberikan dampak kebaikan buat diri kita masing-masing, Amiin..

Sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan, Ya Allah..Amiin Ya robbal a'lamin.

Wallahu a'lam bish-showab

(Hidayatullah, Lc al-Hafiz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar