Minggu, 22 Agustus 2010

Bahagia Saat Bersedekah di Bulan Ramadhan

Kirim Print
Allah SWT berfirman:
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Al lah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (Al-Baqarah:245)
Rasulullah Saw. bersabda:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ قِيلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
“Dari Anas berkata: Nabi saw ditanya puasa apakah yang paling utama setelah Ramadhan? beliau bersabda: Puasa Sya’ban untuk mengagungkan bulan Ramadhan. dikatakan: Sedekah apakah yang paling utama? beliau bersabda: sedekah pada bulan Ramadhan” (Tirmidzi).
Hadits ini menunjukkan keutamaan sedekah di bulan Ramadhan. Sedangkan yang dimaksud dengan sedekah pada hadits di atas bisa beragam; sedekah dalam artian zakat yang merupakan kewajiban setiap muslim yang memiliki harta berlebih dan telah mencapai haul serta nishabnya; atau juga sedekah yang berarti infak dalam bentuk harta namun sifatnya sunnah; dan dapat juga diartikan dengan sedekah sunnah namun bentuknya lebih umum, tidak hanya bersifat materi namun juga perkataan, perbuatan, gerak, dan lain sebagainya. Dan termasuk di dalamnya adalah memberi makan (ifthar) atau sahur kepada orang yang berpuasa. Seperti yang termaktub dalam hadits, bahwa Nabi saw bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barang siapa memberi buka puasa pada orang yang berpuasa maka baginya semisal pahala mereka tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala mereka.” (At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Darimi).
Menjadikan waktu bersedekah dan berzakat pada bulan Ramadhan karena itu adalah waktu yang utama, saat kedermawanan dan mulia. Nabi saw adalah manusia yang paling dermawan, tetapi beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan, tatkala Jibril menjumpai beliau untuk bertadarus Al-Qur’an.
Namun yang perlu diperhatikan bagi setiap muslim adalah bahwa keutamaan zakat atau sedekah di bulan Ramadhan merupakan jenis keutamaan yang berkaitan dengan waktu, apabila tiada keutamaan lain yang menjadi tambahan di sana maka di saat itu lebih utama dari pada waktu yang lain. Adapun jika di sana terdapat keutamaan lain yang melebihi keutamaan waktu seperti orang-orang fakir sangat membutuhkan sedekah/zakat pada suatu saat selain bulan Ramadhan- maka tidak sepantasnya seseorang mengakhirkan sedekahnya sampai bulan Ramadhan, yang selayaknya dia lakukan adalah selalu memperhatikan waktu dan masa yang lebih bermanfaat bagi orang-orang fakir, lalu dia mengeluarkan sedekahnya pada saat itu, biasanya orang-orang fakir membutuhkan sedekah di luar bulan Ramadhan daripada di dalam bulan Ramadhan ; karena di bulan Ramadhan sedekah dan zakat banyak didapati oleh orang-orang fakir sehingga mereka bisa mencukupi kebutuhannya dengan apa yang diberikan kepada mereka. Akan tetapi mereka sangat membutuhkan hal itu di sisa hari dalam satu tahun. Inilah masalah yang seyogianya diperhatikan oleh manusia, sehingga dia tidak lebih mendahulukan waktu utama di atas segala keutamaan yang lain.
Sedekah di bulan Ramadhan lebih utama dibandingkan di luar Ramadhan, karena Nabi saw menyebutnya dengan bulan muwasah (saling tolong menolong dan peduli). Nabi saw sangat dermawan di bulan Ramadhan, tepatnya ketika malaikat Jibril menemuinya. Rasulullah saw lebih dermawan terhadap hartanya daripada angin yang berhembus.
Adapun manfaat dan keutamaan sedekah:
1. Sedekah dapat mengantarkan ke surgaAllah berfirman:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara sembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqarah:274).
2. Sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah, akan dilipatgandakan sampai 700 kali lipat.
Allah SWT berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah:261)
3. Bersedekah termasuk sifat orang yang bertaqwa. Allah SWT berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ . الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Ali Imran:133-134)
4. Harta yang disedekahkan akan diganti oleh Allah. Allah SWT berfirman:
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (Saba’:39)
5. Sedekah yang paling utama ialah saat harta masih dibutuhkan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ حَرِيصٌ تَأْمُلُ الْغِنَى وَتَخْشَى الْفَقْرَ وَلَا تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ
“Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw. : Ya Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama? Beliau bersabda: (Sedekah yang ketika) engkau bersedekah itu dalam keadaan sehat lagi pula masih sayang (kepada apa yang engkau sedekahkan itu), dimana engkau dalam keadaan khawatir jatuh miskin dan sedang memikirkan kekayaan. Janganlah engkau menunda-nunda (bersedekah) hingga ruh telah sampai di tenggorokan (sekarat) lalu engkau berwasiat: Ini untuk si Fulan sekian dan untuk si Fulan sekian, padahal (pada saat itu hartamu) sudah pindah hak kepada Fulan (ahli waris).” (Bukhari)
6. Orang yang bersedekah dengan maksud untuk melapangkan hidup orang mukmin di dunia, kelak di akhirat akan dilapangkan oleh Allah. Rasulullah saw. bersabda :
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Barangsiapa melapangkan seorang mukmin dari salah satu kesusahan dunia, maka Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan-kesusahan hari kiamat, dan barangsiapa meringankan penderitaan seseorang, maka Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat, dan barangsiapa menutupi (cacat) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (cacatnya) di dunia dan akhirat, dan Allah akan selalu memberi pertolongan kepada seseorang selama orang tersebut suka membantu saudaranya..” (Muslim)
7. Harta yang dikeluarkan sedekahnya tidak akan berkurang, bahkan akan ditambah oleh Allah. Rasulullah saw bersabda :
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
“Harta itu tidak akan berkurang karena disedekahkan, Allah tidak akan menambah seorang hamba yang suka memaafkan kecuali kemuliaan, dan tidaklah seorang itu berlaku tawadhu karena Allah kecuali Allah akan meninggikan derajatnya.” (Muslim)
8. Orang yang suka bersedekah dengan ikhlas akan mendapat naungan pada hari kiamat di padang mahsyar. Rasulullah saw bersabda :
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ …. وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ
“Ada tujuh golongan yang nanti pada hari kiamat akan mendapat naungan dari Allah di saat itu tidak ada naungan kecuali ha-nya naungan-Nya, yaitu: … Seorang yang bersedekah kemudian merahasiakannya, sampai-sampai (ibarat) tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya……” (Bukhari)
Suatu kali sahabat Muhajirin mengadu kepada nabi saw bahwa sahabat Anshar enak sekali, karena mereka telah diberikan kelebihan harta yang dapat mereka sedekahkan sementara mereka tidak bisa karena tidak ada harta yang bisa dijadikan untuk bersedekah, karena harta mereka telah ditinggalkan di Mekkah saat hijrah. Akhirnya Nabi saw memberikan solusi bahwa dalam setiap tasbih adalah sedekah, dalam setiap tahlil, tahmid dan takbir adalah sedekah, membantu orang lain adalah sedekah dan lain-lainnya.. bahkan dalam hadits lainnya Nabi saw menyebutkan bahwa pada setiap persendian tubuh manusia juga dapat dijadikan sedekah.. Mendengar jawaban itu para sahabat senang, bahwa mereka bisa bersedekah tanpa mengeluarkan harta. Namun pada hari selanjutnya mereka datang lagi kepada Nabi saw, bahwa kaum Anshar juga melakukan apa yang mereka lakukan seperti yang disampaikan oleh nabi saw.. Akhirnya nabi saw bersabda sambil membaca ayat Allah: “Itulah keutamaan yang Allah berikan kepada masing-masing hamba yang dikehendaki.
Kisah ini bisa dilihat dalam hadits nabi yang disebutkan oleh imam Nawawi dalam hadits Arba’in no 25 dan no 26, dan hadits ini diriwayatkan oleh imam Muslim dan imam Bukhari yang berasal dari Abu Dzar dan Abu Hurairah.
Berbahagialah orang yang dilapangkan hartanya untuk bisa bersedekah pada setiap saat, terutama pada saat bulan Ramadhan sehingga pahalanya berlipat ganda dan Berbahagialah orang yang ahli dalam bersedekah sehingga kelak akan menjadi penghalang dirinya dari api neraka dan menjadi bagian masuk ke surga atas izin Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar