Minggu, 05 September 2010

Bahagia Dapat Menggapai Derajat Taqwa Pasca Bulan Ramadhan

Menggapai derajat taqwa adalah cita-cita tertinggi bagi setiap muslim saat usai menunaikan ibadah; derajat paling mulia disisi Allah. Allah menjadikan seluruh perintah dan kewajiban bermuara pada derajat yang mulia ini; baik ibadah secara umum yang diperintahkan oleh Allah kepada umat manusia secara keseluruhan, seperti yang termaktub dalam perintah Allah pada surat Al-Baqarah ayat 21:
يا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa”
atau ibadah-ibadah khusus yang diperintahkan kepada golongan khusus yaitu orang-orang beriman, termasuk ibadah puasa yang ada pada bulan Ramadhan. Sebagaimana firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (Al-Baqarah:183)
dan lain sebagainya dari ibadah yang diperintahkan oleh Allah  yang bertujuan untuk menggapai derajat taqwa.

Makna taqwa.
Dalam al-Quran disebutkan kurang lebih 251 kali kata “taqwa”, dimana taqwa sangat mempunyai makna agung dan mendalam, terutama dalam memahami peraturan dan perintah Allah serta larangan-larangan-Nya, sehingga dapat mempengaruhi jalan kehidupan manusia sehari-hari.
Para ulama banyak memberikan makna yang berbeda akan makna taqwa, walaupun perbedaan tersebut hanyalah sebatas kata, karena ujungnya tetap sama yaitu bermuara pada ketaatan kepada Allah.
1. Taqwa adalah mentaati segala perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan-larangan-Nya.
2. Taqwa adalah mentaati perintah Allah dengan berharap pahala dan surga-Nya dan menjauhi larangan Allah dengan berharap terhindar dari azab dan api neraka-Nya.
3. Taqwa adalah hendaknya Allah tidak pernah absen menemukanmu dalam beribadah kepada-Nya, dan tidak pernah menemukan dirimu berada dalam kemaksiatan.
4. Taqwa adalah mengamalkan kitab yang diturunkan (Al-Qur’an), takut kepada Al-Jalil (Allah SWT), Ridha pada rezki walau sedikit, dan bersiap diri menuju hari akhir (kematian).
Dan banyak lagi makna taqwa yang disebutkan oleh para ulama, yang intinya adalah wujud ketaatan hamba kepada Allah yang diaplikasikan dalam menunaikan segala perintah Allah, dan menjauhkan diri dari segala larangan dan perbuatan yang dimurkai Allah.
Ciri-ciri orang yang bertaqwa
Ketahuilah bahwa hanya Allah mengetahui sosok manusia yang bertaqwa dari setiap muslim, karena Dialah Zat yang mengetahui isi hati manusia, dan taqwa merupakan ibadah qalbu dan letaknyapun di dasar hati yang paling dalam, seperti yang disampaikan oleh Rasulullah saw;
التقوى هاهنا .. التقوى هاهنا .. التقوى هاهنا كررها ثلاثاً وهو يشير إلى صدره فداه أبي وأمي وفيه إشاره على أن منبع التقوى من القلب
Taqwa itu disini.. taqwa itu disini… taqwa itu disini... beliau mengulanginya tiga kali sambil menunjuk ke dadanya dan menginsyaratkan bahwa sumber taqwa adalah di dalam hati
Namun demikian, untuk mengetahui orang yang telah mendapat derajat mulia (taqwa) dalam kehidupannya terutama pasca Ramadhan adalah dengan memperhatikan beberapa ciri sebagai berikut :
1. Tingkat keimanannya meningkat dibanding hari-hari sebelumnya, baik secara batin yaitu iman kepada Allah, hal gaib, Al Quran dan hari akhir, dan juga secara lahir yaitu mendirikan Shalat lebih rajin, menunaikan zakat/infak/sedekah lebih ikhlas dan lebih sering, membaca Al-Quran lebih rajin dan lain-lainnya, seperti terdapat dalam surat (Al Baqarah:2-4, Al-Anfal : 2-4)
2. Tawadhu’ (rendah hati)
Tawadhu’ atau rendah hati merupakan kesempurnaan ketaqwaan seseorang, ia tidak sombong ataupun angkuh atas apa yang diberikan Allah kepada nya, dia penyayang, pemaaf dan tidak membalas perbuatan buruk orang dengan keburukan namun dengan kebaikan. Allah berfirman:
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata keselamatan” (Al-Furqan : 63).
3. Qana’ah
Qanaah yaitu sikap Menerima atau mencukupkan apa adanya nikmat yang diberikan Allah kepadanya, dia tidak mengumpat apalagi mencela rezki yang diperolehnya, tidak merasa kurang dan tidak takut akan kekurangan rezki, namun hanya selalu mensyukuri segala nikmat Allah yang ada. Dia yakin bahwa Allah akan selalu mencukupi kebutuhan semua hamba-Nya. Allah SWT berfirman:
و ما من دابة في الأرض إلا على الله رزقها
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya” (Huud :6).
4. Wara’
Wara’ adalah sikap selalu menjaga dan menghindarkan diri dari perbuatan dosa. Dengan sikap ini seorang yang bertaqwa akan takut untuk melakukan dosa karena ia selalu merasa di pantau dan diawasi oleh Allah. Karena Allah itu sangat dekat dan memantau segala perbuatan hambanya. Orang seperti ini telah memiliki sifat Ihsan. Allah SWT berfirman:
ألم يعلم بأن الله برى
“Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? (Al-‘Alaq : 14).
5. Yakin
Yaitu keyakinan yang bersumber dari keimanannya bahwa Allah SWT akan memberikan balasan dan kenikmatan di dunia, tidak gentar dengan berbagai halangan yang menghadang, dan juga yakin akan adanya ganjaran pada hari akhirat berupa surga dan segala kenikmatannya.
Keuntungan orang yang mendapat gelaran taqwa
Adapun orang yang mendapat gelaran taqwa maka Allah pasti akan memberikan berbagai kenikmatan dan balasan yang menjadi bagian terbesar dalam kehidupan manusia baik di dunia dan di akhirat kelak. Adapun keuntungan yang di dapat bagi orang bertaqwa adalah sebagai berikut
1. Mendapat peningkatan derajat. (Al-Anfal:4).
2. Mendapat ampunan dosa dan kesalahannya.
3. Mendapatkan furqan, ia dapat membedakan antara yang hak dan bathil dan diberi kekuatan untuk menegakkannya. (Al-Anfal : 29).
4. Mendapat kasih sayang Allah di dunia dan di Akhirat
5. Mendapat cahaya dari Allah dalam kehidupan. (Al-Hadiid : 28).
6. Diberi jalan keluar bagi urusannya.
7. Mendapat rezki dari sumber yang tidak disangka-sangka. (At-Talak : 2-3).



Penutup
Sungguh sulit digambarkan akan kebahagiaan seseorang yang diberikan kesempatan untuk mengikuti ibadah dan amaliyah pada bulan Ramadhan; hal tersebut merupakan anugerah terbesar yang dilimpahkan Allah kepada orang yang dikehendaki-Nya.
Bahagia bukan berarti dengan meluapkannya pada perbuatan yang sia-sia, namun bahagia di sini adalah dengan selalu menyadari bahwa hal tersebut merupakan kesempatan emas yang tidak boleh terbuang dan hilang tanpa ada manfaat. Karena Nabi saw bersabda:
من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه
“Di antara kebaikan seorang muslim adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna”.
Dan Ramadhan adalah kesempatan emas dan berharga untuk meraih dan menggapai banyak hal; rahmat, ampunan, pembebasan dari api neraka, pahala yang berlipat ganda, surga yang khusus, dan lain sebagainya, bahkan niscaya menggapai derajat paling mulia di sisi Allah yaitu Taqwa.
Karena itu, berbahagialah orang yang mendapat kesempatan untuk meraihnya, berbahagialah orang yang mendapatkan kesempatan untuk menggapainya, dan marilah untuk melengkapi kebahagiaan diisi dengan menunaikan ibadah dan menjalankan aktivitas dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Allah berfirman:
لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد
“Jika kalian bersyukur terhadap nikmat-nikmat-Ku maka Aku tambah (nikmat tersebut) untuk kalian, namun jika kalian ingkar, maka ketahuilah azab-Ku sangatlah pedih”.
Dan kita hanya berharap dan memohon kepada Allah, semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan kesempatan mengarungi hidup pada bulan Ramadhan i masa yang akan datang, dan kita berharap pula dianugerahkan oleh kesehatan sehingga dapat menunaikan berbagai ibadah dan amaliyah secara maksimal dan optimal, sebagaimana pula kita berharap Allah berkenan melimpahkan kepada kita rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dalam menunaikan ibadah dan amaliyah dengan penuh keimanan dan keikhlasan, jauh dari melakukan perbuatan dosa dan maksiat sehingga dapat mengurangi nilai dan pahala puasa, dan harapan terakhir bagi kita semua adalah semoga Allah melalui ibadah Ramadhan yang kita laksanakan dan tunaikan dengan sungguh-sungguh, berlandaskan iman dan keikhlasan kita dapat menggapai derajat yang paling disisi-Nya yaitu taqwa.
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنْ الْمُسْلِمِينَ
“Ya Allah, anugerahkanlah kekuatan kepada kami untuk mampu mensyukuri seluruh nikmat yang telah limpahkan kepada kami, dan kepada kedua orang tua kami, dan berikanlah kemampuan kepada kami untuk beramal shalih seperti yang Engkau ridhai, dan berikanlah kebaikan kepada keluarga kami, sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau, dan sesungguhnya kami termasuk orang yang berserah diri”. (Al-Ahqaf:15)
رَبَّنَا أَوْزِعْنَا أَنْ نَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيْنَا وَعَلَى وَالِدَيْنَا وَأَنْ نَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنَا بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
“Ya Allah, anugerahkanlah kekuatan kepada kami untuk mampu mensyukuri seluruh nikmat yang telah limpahkan kepada kami, dan kepada kedua orang tua kami, dan berikanlah kemampuan kepada kami untuk beramal shalih seperti yang Engkau ridhai, dan masukkanlah kami dengan rahmat-Mu, termasuk golongan orang-orang yang shalih”. (An-Naml:19)
أللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
“Ya Allah, tolonglah kami untuk dapat berdzikir dan bersyukur dan beribadah yang sebaik-baiknya”. (Abu Daud, Ahmad dan Nasai)
“Ya Allah, terimalah segala permohonan kami, ampunilah dosa-dosa kami, dan maafkanlah segala kekurangan kami, dan hanya kepada Engkaulah, kami memohon, berserah diri dan kembali”.
Amin ya mujibassailin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar